Artikel

Lokal Tak Gentar

sepatu
Motivation

Lokal Tak Gentar

Kebangkitan brand lokal telah membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia terutama pada saat pandemi covid terjadi. Sepak terjang mereka tak kalah dari brand global. Pada artikel kali ini  kita akan belajar dari salah satu brand sepatu lokal Indonesia, yaitu :

Aerostreet

Brand lokal dari Klaten yang berdiri sejak tahun 2015, mereka memulai bisnisnya seperti bisnis konvensional lainnya menjalin kerjasama dengan grosir dan retail toko2 sepatu untuk pemasaran produknya.

Semula produknya berfokus pada sepatu sekolah anak. Saat pandemi menerpa, industri sepatu sangat terpukul apalagi yang berfokus pada sepatu sekolah anak. Kita semua tau bahwa saat pandemi tidak ada kegiatan belajar tatap muka, semua kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Bahkan mall2 pun ditutup untuk PPKM

Aerostreet  langsung banting stir menjadi penjual online dengan produk2 sepatu dewasa fashionable bahkan melakukan tindakan out of the box dengan menjalin kolaborasi bareng merk2 dari kategori produk lain mulai dari baterai abc, kopi luwak, tango, dll.  Ternyata hal ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari pasar online sehingga saat launching sepatu kopi luwak dalam 3 menit 23 detik ludes terjual 5000 pasang. Bahkan sepatu kolaborasi dengan crayon shincan & tahilalats ludes dalam waktu 48 detik saja. Inilah contoh betapa dashyatnya pemasaran online dan begitu besarnya potensi pasar dalam market online.

Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Aerostreet yaitu:

1 . Kegigihan

Disaat semua bisnis terkapar karena pandemi covid, mereka mengambil tindakan yang luar biasa “Berubah atau Mati”. Mereka merubah STP (Segmentation, Target, & Posisitioning) bisnis mereka secara radikal dari sepatu sekolah anak menjadi sepatu dewasa fashionable. Diperlukan mental yang kuat untuk melakukan perubahan arah bisnis yang tidak sembarang orang berani mengambil keputusan tersebut.

2 . Kreatifitas

Yang awalnya fokus di sepatu sekolah (hitam-hitam atau hitam-putih) kini mereka meninggalkan zona nyamannya dan beralih ke sepatu dewasa fashionable yang berwarna warni. Bahkan mereka melakukan kolaborasi “out of the box” dengan meluncurkan sepatu artikel khusus bekerja sama dengan merk2 besar mulai dari tokoh kartun, wafer, baterai, obat, minuman, permen, grup band, dll.

3 . Strategi Scarcity

Setiap artikel kolaborasi aerostret hanya diproduksi 5000 pasang. Hal ini kemudian menimbulkan efek scarcity dimana para konsumen makin “fomo” & berebut dalam membeli produk ini.

4 . Jalur distribusi

Aerostreet juga merubah jalur distribusi mereka dari pemasaran offline melalui toko2 sepatu menjadi pemasaran online di marketplace. Mereka masuk di momen yang tepat disaat banyak orang mulai WFH, mall2 dibatasi pengunjungnya sehingga  pada saat itu pasar online melejit pertumbuhannya.

5 . Penetration Pricing

Saat awal launching produk sepatu mereka, harga jual hanya dibandrol Rp 99.000,- sebagai harga penetrasi memasuki pasar sepatu fashion. Harga murah ini diperoleh dari penetapan jenis sepatu mereka yaitu sepatu injection. Sepatu injeksi yang murah dan berat ini kemudian dipoles dengan bahasa marketing  “Solnya tidak akan mudah lepas” sebagai keunggulan dari sepatu injection. Setelah dirasa brand telah mendapatkan hati customer, barulah dilakukan penyesuaian harga bertahap dengan bahasa marketing “Improvement pada insole”.

Jadi, sudah siap menjadi pemain lokal yang sukses?

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments